Kita mengenal Long Distance Relationship (LDR) yaitu Hubungan Jarak Jauh, atau bahasa "gaul" nya Pacaran Jarak Jauh.
Kesan pertama ketika kita mendengar istilah ini pastinya suatu hubungan yang dimana pasangannya tidak satu kota, ataupun satu negara. Banyak teman ataupun saudara saya yang mengalami hal serupa.
ketika saya meneliti pun keadaannya memang menarik,
1 bulan pertama ditinggalkan pasangannya untuk menjalani hubungan LDR ini terasa sangat berat baginya, ia merasa was-was, takut ditinggalkan, atau pun takut pasangannya menemukan pasangan baru. dan biasanya dalam bulan-bulan awal ini kedua pasangan ini masih sering-seringnya berkomunikasi seperti telefon satu hari dua kali, karena kondisi mereka yang masih "kaget" menjalani hubungan LDR tersebut. ini masih berlangsung sampai 2 bulan.
3 bulan berikutnya banyak hal-hal sepele yang awalnya mereka merasa baik-baik saja dengan hubungannya, tapi lama-kelamaan menjadi perasaan kurang percaya pada pasangannya, kepercaayaan yang tinggi pada pada pasangannya inilah yang memang dibutuhkan dalam waktu 3 bulan pertama ini, sepupu perempuan saya yang menjalani hubungan LDR mengatakan, 3 bulan pertama ini memang saat untuk ia mempercayakan segala kelakuan pasangannya, dan seperti yang ia katakan juga ia sangat menikmati hubungan long distance yang kata orang hubungan pacaran yang "rawan putus".
lalu jangka waktu 6 bulan berselang, sepupu saya mengatakan inilah waktu-waktu terberat untuk dirinya menjalani hubungan long distance ini. komunikasi yang semakin berkurang dengan kesibukan masing-masing, apalagi bagi pasangan yang ditinggal untuk bersekolah di luar kota/negeri. disini saya melihat keadaan psikologis sepupu saya memang "agak berantakan", seperti menangis jika mengingat kekasihnya, marah-marah jika seseorang menanyakan keadaan hubungannya, membanting-banting telfonnya ketika ia berkali-kali mencoba menghubungi kekasihnya tetapi tidak tersambung, dan agak sensitif pada omongan-omongan orang. pada tenggang waktu ini, sepupu saya menjadi tidak termotivasi untuk belajar. maka nilai rapot sekolahnya pun menurun drastis.
tetapi lama kelamaan waktu berselang hubungan LDR nya sudah mencapai 1 tahun, keadaan psikologisnya tidak lagi seperti sebelumnya. ia mulai terbiasa dengan hubungan long distance dan hidupnya berjalan normal seperti biasanya, walaupun hanya berkomunikasi dengan pasangannya satu minggu sekali. tetapi memang ada beberapa waktu di saat ia kesal dengan kekasihnya, saat bertengkar dengan pasangannya, tapi hal ini tidak menimbulkan efek psikologis yang berat bagi sepupu saya. nilainya pun mulai naik dan dia sangat termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya karena komitmen mereka yang tetap mengutamakan sekolah dan kuliah.
dan hingga saat ini hubungan LDR mereka masih tetap lancar meskipun jarang berkomunikasi, walau ada masalah pun mereka berdua langsung membahas dan menyelesaikannya lewat telfon, chatting ataupun facebook.
intinya suatu hubungan LONG DISTANCE RELATIONSHIP ini bukannya menghalangi untuk munculnya suatu hubungan yang positif. walaupun memang awal-awalanya keadaan psikologis mereka yang masih kaget dengan hubungan itu. tetapi memang ada beberapa pasangan yang tidak kuat dengan hubungan LDR ini karena kurangnya komunikasi mereka terhadap pasangan masing-masing. jadi, kunci dalam suatu hubungan Long Distance Relationship adalah komunikasi, komitmen bersama.
dan TALK IT OUT tentunya!
Sabtu, 24 Oktober 2009
Pandangan Allport, Pengertian Properium, ciri-ciri kepribadian yang matang menurut allport, . perkembangan kepribadian self, peranan positif regards dan ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
A. Pandangan Allport tentang Manusia
Gordon Allport (1897-1967)
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuaan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam tori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
B. Perkembangan Proprium
Allport mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi egoyang telah dijelaskan disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal. Semuanya merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian. Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “ makna penting”. Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu tidak dibawa sejak lahir, melainkan berkembang karena usia.
Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an (self hood). Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga. Antara usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dan akal pikiran. Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Dengan penjelasan seperti dia atas, Allport ingin menghindari pendapat yang mengundang pertanyaan dari banyak teoritikus yang menyatakan bahwa diri atau ego itu serupa manusia mikro (homunculus) atau “ manusia yang berada di dalam dada” yang melakukan tugas mengorganisasikan, memegang kendali dan menjalankan sistem kepribadian. Ia mengakui pentingnya semua fungsi psikologis yang bersumber pada diri dan ego, namun ia berusaha keras menghindari teori yang memandang diri dan ego sebagai pelaku atau penggerak kepribadian.
Bagi allport, diri dan ego dapat digunakan sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi proprium di dalam seluruh bidang kepribadian.
C. ciri-ciri kepribadian yang matang menurut allport
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
- Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
- Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
- Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
- Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
- Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
- Filsafat Hidup
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
D. perkembangan kepribadian self
self merupakan satu-satunya sepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self dibentuk melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologic dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri cerdas, menyenangkan, jujur, baik hati dan menarik.
E. peranan positif regards
dalam hidupnya, manusia selalu mempunyai perasaan dan kebutuhan untuk dicintai, disukai dan diterima oleh orang lain.dan oleh karena itu self akan berkembang secara utuh-keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagian jika tercapai.
F. ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
1) Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience)
adalah salah satu dari lima wilayah utama kepribadian yang ditemukan oleh para psikolog. Keterbukaan aktif melibatkan imajinasi, estetika sensitivitas, perhatian terhadap perasaan batin, preferensi untuk berbagai, dan keingintahuan intelektual. Sebagian besar psikometrik penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas ini secara statistik berkorelasi. Dengan demikian, keterbukaan dapat dipandang sebagai ciri kepribadian global yang terdiri dari satu set ciri-ciri khusus, kebiasaan, dan kecenderungan yang berkumpul.
2) hidup menjadi (existential living)
sebagian didasarkan pada eksistensial keyakinan bahwa manusia sendirian di dunia. Perasaan kesendirian ini menyebabkan perasaan ketakbermaknaan yang dapat diatasi hanya dengan orang itu sendiri menciptakan nilai-nilai dan makna. Ini menunjukkan bahwa dalam membuat pilihan-pilihan kita sendiri kita menerima tanggung jawab penuh atas hasil dan menyalahkan siapa pun kecuali diri kita sendiri jika hasilnya kurang dari apa yang diinginkan.
3) keyakinan organismik (organismic trusting)
Mempercayai seseorang pikiran dan perasaan sebagai akurat. Lakukan apa yang datang secara alami.
4) pengalaman kebebasan (experiental freedom)
Untuk mengakui kebebasan seseorang dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri.
5) kreativitas (creativity)
Full partisipasi di dunia, termasuk memberikan kontribusi bagi kehidupan orang lain
Referensi :
Psikologi Komunikasi, Marhaeni F. Kurniawati S.Sos M.psi, pusat pengembangan bahan ajar UMB.
Jumat, 09 Oktober 2009
Kritikan aliran humanistik terhadap aliran psikoanalisa dan behavioristik.
Kritikan aliran humanistik terhadap aliran psikoanalisa dan behavioristik.
Terhadap Psikoanalisa
1.Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia.
2.Humanistik percaya pada kodrat manusia yang pasti dapat melupakan masalah di masa lalunya dan menjalani yang sekarang, tidak seperti Psikoanalisa yang terus membahas masa lalu nya.
3.Individu tidak hanya cukup bebas dari sakit emosional, tidak ada neurotik atau psikotis dimana tidak cukup menilai seorang individu sebagai pribadi yang sehat. Karena menurut pandangan Psikoanalisa manusia dianggap sebagai sisi yang sakit.
Terhadap Behaviorisme
1.Menurut Humanistik manusia dianggap seorang yang dapat tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik banyak dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan behaviorisme, manusia dianggap sebagai sebuah mesin dan dianggap pemanasnya.
2.Aliran humanistic memandang aliran behaviorisme mendehumanisasi manusia. Karena Humanistik melihat seseorang pada Humanisasi Psikologi yang menekankan pada keunikan manusia, menganggap manusia sebagai makhluk yang kreatif.
Referensi :
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/humanistik.html
Terhadap Psikoanalisa
1.Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia.
2.Humanistik percaya pada kodrat manusia yang pasti dapat melupakan masalah di masa lalunya dan menjalani yang sekarang, tidak seperti Psikoanalisa yang terus membahas masa lalu nya.
3.Individu tidak hanya cukup bebas dari sakit emosional, tidak ada neurotik atau psikotis dimana tidak cukup menilai seorang individu sebagai pribadi yang sehat. Karena menurut pandangan Psikoanalisa manusia dianggap sebagai sisi yang sakit.
Terhadap Behaviorisme
1.Menurut Humanistik manusia dianggap seorang yang dapat tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik banyak dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan behaviorisme, manusia dianggap sebagai sebuah mesin dan dianggap pemanasnya.
2.Aliran humanistic memandang aliran behaviorisme mendehumanisasi manusia. Karena Humanistik melihat seseorang pada Humanisasi Psikologi yang menekankan pada keunikan manusia, menganggap manusia sebagai makhluk yang kreatif.
Referensi :
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/humanistik.html
Kamis, 08 Oktober 2009
Perbedaan Teori Kepribadian Sehat Psikoanalisis, Behavioristik dan Humanistik
Pada dasarnya kedua teori ini sama-sama mengabaikan potensi/kodrat manusia. Akan tetapi ada beberapa perbedaan juga yang sangat mendasar. Sebagai berikut :
Psikoanalisa• Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini
• Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
• Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
• Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif
• Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negative individu, alam bawah sadar (id,ego,superego, mimpi dan masa lalu.
Sedangkan Behaviorisme yaitu :
• Mementingkan faktor lingkungan
• Menekankan pada faktor bagian
• Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
• Sifatnya mekanis
• Mementingkan masa lalu
manusia diperlukan sebagai mesin, layaknya alat pengatur panas yang mengatur semuanya. Aliran ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan ciri-cirinya yaitu : tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan krativitas.
Humanistik
Abraham Maslow dapat dipandang sebagai bapak dari Psikologi Humanistik ini. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap Psikologi behavioristik dan Psikoanalisis.
Menurut Maslow Psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus mempelajari kedalaman sifat manusia, selain mempelajari yang Nampak, juga mempelajari erilaku yang tidak Nampak. Mempelajari ketidak sadaran sekaligus mempelajari kesadaran. Introspeksi sebagai suatu metoda penelitian yang telah disingkirikan, harus dikembalikan lagi sebagai metoda penelitian psikologi.
Ada empat cirri psikologi yang berorientasi Humanistik, yaitu:
1. Memusatkan perhatian pada person mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
2. Member tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, akutalisasi diri, sebagai lawan pandang tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
3. Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
4. Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu. Selain Maslow sebagai tokoh dalam Psikologi Humanistik, juga Carl Rogers, yang terkenal dengan client-centered therapy.
Selanjutnya konsep yang menjadikan teori aliran psikologi humanistik tiada duanya adalah konsep dari tokoh aliran ini yaitu Abraham Maslow yang menyatakan “studi tentang orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya mutlak menjadi fondasi bagi sebuah ilmu psokologis yang lebih semesta( Frank Goble,1993,34 )
Krtik-kritik dari psikologis humanistik menunjukan perbedaaan dan asumsi yang berbeda dengan aliran –aliran lain:
1.Psokologi humanistik tidak mengagungkan metode statistik dan serba rata-rata tetapi melihat pada yang mungkin dan harus ada.
2.Psikologis humanistik tidak berlebihan melakukan penelitian eksperimen pada binatang tetapi pada kodrat manusia beserta sifat-sifat manusia yang positif.
aliran humanistik ini lebih memandang manusia sebagaipribadi yang unik atau kreatif dan dapat mengembangkan dirinya ke yang lebih baik lagi sesuai dengan kemampuannya.
dan cenderung punya pandangan yang segar tentang manusia.
Referensi :
www.wikipedia.com
www.konselingindonesia.com
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Psikoanalisa• Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini
• Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
• Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
• Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif
• Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negative individu, alam bawah sadar (id,ego,superego, mimpi dan masa lalu.
Sedangkan Behaviorisme yaitu :
• Mementingkan faktor lingkungan
• Menekankan pada faktor bagian
• Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
• Sifatnya mekanis
• Mementingkan masa lalu
manusia diperlukan sebagai mesin, layaknya alat pengatur panas yang mengatur semuanya. Aliran ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan ciri-cirinya yaitu : tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan krativitas.
Humanistik
Abraham Maslow dapat dipandang sebagai bapak dari Psikologi Humanistik ini. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap Psikologi behavioristik dan Psikoanalisis.
Menurut Maslow Psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus mempelajari kedalaman sifat manusia, selain mempelajari yang Nampak, juga mempelajari erilaku yang tidak Nampak. Mempelajari ketidak sadaran sekaligus mempelajari kesadaran. Introspeksi sebagai suatu metoda penelitian yang telah disingkirikan, harus dikembalikan lagi sebagai metoda penelitian psikologi.
Ada empat cirri psikologi yang berorientasi Humanistik, yaitu:
1. Memusatkan perhatian pada person mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
2. Member tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, akutalisasi diri, sebagai lawan pandang tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
3. Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
4. Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu. Selain Maslow sebagai tokoh dalam Psikologi Humanistik, juga Carl Rogers, yang terkenal dengan client-centered therapy.
Selanjutnya konsep yang menjadikan teori aliran psikologi humanistik tiada duanya adalah konsep dari tokoh aliran ini yaitu Abraham Maslow yang menyatakan “studi tentang orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya mutlak menjadi fondasi bagi sebuah ilmu psokologis yang lebih semesta( Frank Goble,1993,34 )
Krtik-kritik dari psikologis humanistik menunjukan perbedaaan dan asumsi yang berbeda dengan aliran –aliran lain:
1.Psokologi humanistik tidak mengagungkan metode statistik dan serba rata-rata tetapi melihat pada yang mungkin dan harus ada.
2.Psikologis humanistik tidak berlebihan melakukan penelitian eksperimen pada binatang tetapi pada kodrat manusia beserta sifat-sifat manusia yang positif.
aliran humanistik ini lebih memandang manusia sebagaipribadi yang unik atau kreatif dan dapat mengembangkan dirinya ke yang lebih baik lagi sesuai dengan kemampuannya.
dan cenderung punya pandangan yang segar tentang manusia.
Referensi :
www.wikipedia.com
www.konselingindonesia.com
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Sabtu, 03 Oktober 2009
Teori Psikoanalisa dan Teori Psikososial
Penjelasan Teori Psikoanalisa Sigmund Freud dan Teori Psikososial Erik H.Erikson
1. Teori Psikoanalisa
Teori ini bisa dikategorikan sebagai teori analisis mimpi, karena Freud menekankan pada penelitian dari pikiran, ilmu pengetahuan sistematis tentang perilaku manusia, dan suatu metode tentang perlakuan penyakit psikologis atau emosional (Wikipedia 2009).
Disini freud sendiri lebih menekankan pada aspek-aspek pikiran yang ada di dalam diri manusia atau menekankan alam bawah sadar untuk ditelisik permasalahannya. Jadi cara penyembuhannya yaitu bisa dengan hipnotis, dan lain sebagainya.
Perilaku dan proses mental manusia dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan dan konflik-konflik dair dalam -manusia memiliki sedikit kesadaran & kontrol atas kekuatan tsb.perilaku manusia menjadi lebih rasional-bisa diterima secara sosial.
Struktur Kepribadian
Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.
Id (Das Es) adalah Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan system yang original di dalam kepribadian, dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Das Es berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir, termasuk instink-instink. Das Es merupakan “reservoir” energi psikis yang menggerakkan Das Ich dan Das Ueber Ich. Energi psikis di dalam Das Es itu dapat meningkat karena perangsang, baik perangsang dari luar maupun dari dalam.
Ego (Das Ich) adalah aspek psikologis dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realitas). Orang yang lapar mesti perlu makan untuk menghilangkan ketegangan yang ada dalam dirinya; ini berarti bahwa organisme harus dapat membedakan antara khayalan tentang makanan dan kenyataan tentang makanan. Disinilah letak perbedaan yang pokok antara Das Es dan Das Ich, yaitu kalau Das Es itu hanya mengenal dunia subyektif (dunia batin), maka Das Ich dapat membedakan sesuatu yang hanya ada dalan batin dengan sesuatu yang ada di dunia luar (dunia obyektif, realitas).
Superego (Das Ueber Ich) adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil-wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya yang diajarkan dengan berbagai perintah dan larangan. Das Ueber Ich dianggap sebagai moral kepribadian. Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
Das Ueber Ich diinternalisasikan dalam perkembangan anak sebagai respon terhadap hadiah dan hukuman yang diberikan orang tua dengan maksud untuk mengatur tingkah lakunya sesuai garis-garis yang dikehendaki orang tuanya. Yang dikatakan tidak baik dan bersifat menghukum akan menjadi “Conscientia” anak, sedangkan yang disetujui membawa hadiah menjadi Ich-ideal anak. Mekanisme yang menyatukan system tersebut kepada pribadi disebut introjeksi. Conscientia menghukum orang dengan memberikan rasa dosa, sedangkan Ich-ideal menghadiahi orang dengan rasa bangga akan dirinya. Dengan terbentuknya Das Ueber Ich ini maka control terhadap tingkah laku yang dulunya dilakukan oleh orangtuanya menjadi dilakukan oleh pribadinya sendiri, moral yang dulunya heteronom menjadi otonom.
2. Teori Psikososial
Menurut Erikson delapan tahap perkembangan yang ada berlangsung dalam jangka waktu yang teratur maupun secara hirarkri, akan tetapi jika dalam tahap sebelumnya seseorang mengalami ketidakseimbangan seperti yang diinginkan maka pada tahap sesudahnya dapat berlangsung kembali guna memperbaikinya.
Delapan tahap/fase perkembangan kepribadian menurut Erikson memiliki ciri utama setiap tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak bersifat sosial, yang berjalan melalui krisis diantara dua polaritas. Adapun tingkatan dalam delapan tahap perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia menurut Erikson adalah sebagai berikut :
Tahapan Psikososial :
a. Kepercayaan dasar vs ketidakpercayaan (lahir hingga 12-18 bulan)
Disini bayi yang baru lahir mengembangkan rasa kepercayaannya terhadap orang-orang disekitarnya. Jika ia tidak memiliki rasa kepercayaan berarti ia mendapat perlakuan yang kurang dari keluarganya terutama ibunya.
b. Autonomi vs rasa malu dan ragu (12-18 bulan hingga 3 tahun)
kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-ragu. Apabila dalam menjalin suatu relasi antara anak dan orangtuanya terdapat suatu sikap/tindakan yang baik, maka dapat menghasilkan suatu kemandirian. Namun, sebaliknya jika orang tua dalam mengasuh anaknya bersikap salah, maka anak dalam perkembangannya akan mengalami sikap malu dan ragu-ragu.
c. Inisiatif vs Rasa bersalah (3 hingga 6 tahun)
Disini seorang anak sedang senang dalam tahap bermain, oleh karena itu belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan kesalahan, jika terjadi kebalikannya maka akan muncul rasa bersalah.
d. Industry vs inferioritas (6 tahun hingga pubertas)
Disini anak belajar berterampil ria untuk mendapatkan teman yang banyak, jika itu tidak terjadi kemungkinan yang terjadi yaitu adanya perasaan rendah diri.
e. Identitas vs kekacauan identitas (pubertas hingga dewasa awal)
Di tahap ini sudah dipastikan suatu identitas diri dicari ketika pada saat remaja, seseorang yang berhasil menemukan identitasnya terhindar dari kekacauan identitas atau bisa dibilang tidak mempunyai identitas.
f. Intimasi vs isolasi (dewasa awal)
Di tahap ini ingin mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri. Periode diperlihatkan dengan adanya hubungan spesial dengan orang lain yang biasanya disebut dengan istilah pacaran guna memperlihatkan dan mencapai kelekatan dan kedekatan dengan orang lain. Di mana muatan pemahaman dalam kedekatan dengan orang lain mengandung arti adanya kerja sama yang terjalin dengan orang lain.
g. Produktivitas vs stagnasi (dewasa tengah)
Pada tahap ini tugas untuk dicapai ialah dapat mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnasi). Generativitas adalah perluasan cinta ke masa depan.
h. Integritas vs putus asa (dewasa akhir)
Orang yang sampai pada tahap ini berarti sudah cukup berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya dan yang menjadi tugas pada usia senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan.
Perbedaan Teori Psikoanalisa dan Teori Psikososial
Dalam (Human Development Edisi 9, Diane E.Papalia) Ketika freud menekankan bahwa pengalaman di awal masa kanak-kanak membentuk kepribadian secara permanen, Erikson malah menyatakan bahwa perkembangan ego bersifat seumur hidup.
Selain itu di beberapa perbedaannya yang lain yaitu:
1. perlu diketahui pula bahwa teori Erikson menjangkau usia tua sedangkan teori Freud berhenti hanya sampai pada masa dewasa.
2. Teori psikososial erikson kepribadiannya dipengaruhi oleh masyarakat dan dibangun melalui serangkaian krisis atau alternative-alternatif kritikal. Sedangkan psikoanalisa perilakunya dikontrol oleh dorongan tidak sadar yang luar biasa.
3. Jika psikoanalisa penekanan kausalnya yaitu faktor bawaan yang dimodifikasi oleh pengalaman, sedangkan psikososial interaksi antara faktor bawaan dan pengalaman.
4. Keaktifan dan kepasifan individualnya yaitu psikoanalisa lebih pasif sedangkan psikososial aktif.
(Human Development, Diane E.Papalia)
1. Teori Psikoanalisa
Teori ini bisa dikategorikan sebagai teori analisis mimpi, karena Freud menekankan pada penelitian dari pikiran, ilmu pengetahuan sistematis tentang perilaku manusia, dan suatu metode tentang perlakuan penyakit psikologis atau emosional (Wikipedia 2009).
Disini freud sendiri lebih menekankan pada aspek-aspek pikiran yang ada di dalam diri manusia atau menekankan alam bawah sadar untuk ditelisik permasalahannya. Jadi cara penyembuhannya yaitu bisa dengan hipnotis, dan lain sebagainya.
Perilaku dan proses mental manusia dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan dan konflik-konflik dair dalam -manusia memiliki sedikit kesadaran & kontrol atas kekuatan tsb.perilaku manusia menjadi lebih rasional-bisa diterima secara sosial.
Struktur Kepribadian
Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.
Id (Das Es) adalah Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan system yang original di dalam kepribadian, dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Das Es berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir, termasuk instink-instink. Das Es merupakan “reservoir” energi psikis yang menggerakkan Das Ich dan Das Ueber Ich. Energi psikis di dalam Das Es itu dapat meningkat karena perangsang, baik perangsang dari luar maupun dari dalam.
Ego (Das Ich) adalah aspek psikologis dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realitas). Orang yang lapar mesti perlu makan untuk menghilangkan ketegangan yang ada dalam dirinya; ini berarti bahwa organisme harus dapat membedakan antara khayalan tentang makanan dan kenyataan tentang makanan. Disinilah letak perbedaan yang pokok antara Das Es dan Das Ich, yaitu kalau Das Es itu hanya mengenal dunia subyektif (dunia batin), maka Das Ich dapat membedakan sesuatu yang hanya ada dalan batin dengan sesuatu yang ada di dunia luar (dunia obyektif, realitas).
Superego (Das Ueber Ich) adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil-wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya yang diajarkan dengan berbagai perintah dan larangan. Das Ueber Ich dianggap sebagai moral kepribadian. Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
Das Ueber Ich diinternalisasikan dalam perkembangan anak sebagai respon terhadap hadiah dan hukuman yang diberikan orang tua dengan maksud untuk mengatur tingkah lakunya sesuai garis-garis yang dikehendaki orang tuanya. Yang dikatakan tidak baik dan bersifat menghukum akan menjadi “Conscientia” anak, sedangkan yang disetujui membawa hadiah menjadi Ich-ideal anak. Mekanisme yang menyatukan system tersebut kepada pribadi disebut introjeksi. Conscientia menghukum orang dengan memberikan rasa dosa, sedangkan Ich-ideal menghadiahi orang dengan rasa bangga akan dirinya. Dengan terbentuknya Das Ueber Ich ini maka control terhadap tingkah laku yang dulunya dilakukan oleh orangtuanya menjadi dilakukan oleh pribadinya sendiri, moral yang dulunya heteronom menjadi otonom.
2. Teori Psikososial
Menurut Erikson delapan tahap perkembangan yang ada berlangsung dalam jangka waktu yang teratur maupun secara hirarkri, akan tetapi jika dalam tahap sebelumnya seseorang mengalami ketidakseimbangan seperti yang diinginkan maka pada tahap sesudahnya dapat berlangsung kembali guna memperbaikinya.
Delapan tahap/fase perkembangan kepribadian menurut Erikson memiliki ciri utama setiap tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak bersifat sosial, yang berjalan melalui krisis diantara dua polaritas. Adapun tingkatan dalam delapan tahap perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia menurut Erikson adalah sebagai berikut :
Tahapan Psikososial :
a. Kepercayaan dasar vs ketidakpercayaan (lahir hingga 12-18 bulan)
Disini bayi yang baru lahir mengembangkan rasa kepercayaannya terhadap orang-orang disekitarnya. Jika ia tidak memiliki rasa kepercayaan berarti ia mendapat perlakuan yang kurang dari keluarganya terutama ibunya.
b. Autonomi vs rasa malu dan ragu (12-18 bulan hingga 3 tahun)
kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-ragu. Apabila dalam menjalin suatu relasi antara anak dan orangtuanya terdapat suatu sikap/tindakan yang baik, maka dapat menghasilkan suatu kemandirian. Namun, sebaliknya jika orang tua dalam mengasuh anaknya bersikap salah, maka anak dalam perkembangannya akan mengalami sikap malu dan ragu-ragu.
c. Inisiatif vs Rasa bersalah (3 hingga 6 tahun)
Disini seorang anak sedang senang dalam tahap bermain, oleh karena itu belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan kesalahan, jika terjadi kebalikannya maka akan muncul rasa bersalah.
d. Industry vs inferioritas (6 tahun hingga pubertas)
Disini anak belajar berterampil ria untuk mendapatkan teman yang banyak, jika itu tidak terjadi kemungkinan yang terjadi yaitu adanya perasaan rendah diri.
e. Identitas vs kekacauan identitas (pubertas hingga dewasa awal)
Di tahap ini sudah dipastikan suatu identitas diri dicari ketika pada saat remaja, seseorang yang berhasil menemukan identitasnya terhindar dari kekacauan identitas atau bisa dibilang tidak mempunyai identitas.
f. Intimasi vs isolasi (dewasa awal)
Di tahap ini ingin mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri. Periode diperlihatkan dengan adanya hubungan spesial dengan orang lain yang biasanya disebut dengan istilah pacaran guna memperlihatkan dan mencapai kelekatan dan kedekatan dengan orang lain. Di mana muatan pemahaman dalam kedekatan dengan orang lain mengandung arti adanya kerja sama yang terjalin dengan orang lain.
g. Produktivitas vs stagnasi (dewasa tengah)
Pada tahap ini tugas untuk dicapai ialah dapat mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnasi). Generativitas adalah perluasan cinta ke masa depan.
h. Integritas vs putus asa (dewasa akhir)
Orang yang sampai pada tahap ini berarti sudah cukup berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya dan yang menjadi tugas pada usia senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan.
Perbedaan Teori Psikoanalisa dan Teori Psikososial
Dalam (Human Development Edisi 9, Diane E.Papalia) Ketika freud menekankan bahwa pengalaman di awal masa kanak-kanak membentuk kepribadian secara permanen, Erikson malah menyatakan bahwa perkembangan ego bersifat seumur hidup.
Selain itu di beberapa perbedaannya yang lain yaitu:
1. perlu diketahui pula bahwa teori Erikson menjangkau usia tua sedangkan teori Freud berhenti hanya sampai pada masa dewasa.
2. Teori psikososial erikson kepribadiannya dipengaruhi oleh masyarakat dan dibangun melalui serangkaian krisis atau alternative-alternatif kritikal. Sedangkan psikoanalisa perilakunya dikontrol oleh dorongan tidak sadar yang luar biasa.
3. Jika psikoanalisa penekanan kausalnya yaitu faktor bawaan yang dimodifikasi oleh pengalaman, sedangkan psikososial interaksi antara faktor bawaan dan pengalaman.
4. Keaktifan dan kepasifan individualnya yaitu psikoanalisa lebih pasif sedangkan psikososial aktif.
(Human Development, Diane E.Papalia)
Kamis, 01 Oktober 2009
MEDICAL STUDENT SYNDROME
Medical Student Syndrome atau Sindrom mahasiswa kedokteran. Memang kesannya agak “seram” akan tetapi inilah yang banyak ditemukan oleh para peneliti di era informasi ini.
Medical student syndrome atau syndrome mahasiswa kedokteran ini adalah salah satu tipe hipokondria pribadi (wikipedia), maksudnya syndrome ini biasanya keluar karena adanya dorongan yang muncul dari dalam diri si individu ini. Syndrome ini muncul dikarenakan ketika seseorang membaca atau mempelajari mengenai satu penyakit atau kelainan dan tiba-tiba ia merasa percaya bahwa tubuhnya juga mempunyai kelainan atau penyakit yang sama.
Baars (2001) menulis : Mahasiswa kedokteran yang mempelajari penyakit menakutkan untuk pertama kalinya secara rutin mengembangkan delusi jelas memiliki apa pun yang mereka sedang belajar. Sementara ini jenis penyakit bersedih hati begitu umum yang telah memperoleh nama, "sindrom mahasiswa kedokteran."
Syndrome ini memang bisa menyerang siapa saja, tetapi banyak peneliti yang meyakini kebanyakan yang terkena “penyakit” syndrome ini yaitu para mahasiswa atau mahasiswi kedokteran.
Hodges (2004), tinjauan pustaka, mengatakan bahwa "deskripsi pertama mahasiswa kedokteran 'penyakit muncul di tahun 1960-an Dia mungkin telah merujuk pada frase, karena fenomena itu sendiri dicatat lebih awal. Lincoln Walton (1908) melaporkan bahwa
Instruktur medis secara terus-menerus berkonsultasi dengan para siswa yang ketakutan bahwa mereka memiliki penyakit yang mereka pelajari. Pengetahuan bahwa radang paru-paru menghasilkan rasa sakit di tempat tertentu mengarah pada konsentrasi perhatian atas wilayah itu yang menyebabkan setiap sensasi di sana untuk memberikan alarm. Sekedar pengetahuan tentang lokasi apendiks mengubah sensasi yang paling berbahaya di daerah itu menjadi ancaman serius gejala. (dikutip dari wikipedia)
Ketika seseorang mempelajari atau membaca sesuatu tentang gejala2 penyakit, mereka merasa pernah mengalami gejala-gejala yang dibacanya tersebut. Misalnya, gejala2 penyakit flu babi yaitu demam tinggi disertai batuk-batuk dan sakit tenggorokkan, seorang yang membaca satu gejala flu babi dan terkena medical student syndrome ini merasa dirinya tertular penyakit flu babi ketika suatu ketika ia merasakan badannya panas disertai tenggorokkan yang sakit. Atau untuk yang jangka panjang seperti contohnya, gejala-gejala penyakit tumor otak yaitu kepala pusing yang berlebihan, ketika seseorang itu mengingat pernah mengalami hal yang sama, maka ia merasa dirinya juga mempunyai penyakit tumor otak tersebut.
Mungkin para individu yang mengalami ini, kemungkinan belum banyak ilmunya, alias kurang mengetahui informasi yang diterimanya. Karena syndrome ini biasanya ditemukan pada masyarakat awam yang keranjingan internet. Mereka membaca beberapa artikel dari internet yang berhubungan dengan suatu gejala atau penyakit tertentu sebelum mereka memutuskan untuk pergi ke dokter. Tidak jarang akhirnya orang-orang tersebut menyangka bahwa dirinya menemukan gejala – gejala penyakit yang dibacanya di dalam diri mereka, padahal kenyataannya penyakit yang diderita mereka tidaklah separah yang mereka bayangkan.
Ya percaya atau tidak percaya, tetapi inilah yang banyak dialami orang-orang zaman sekarang.
Medical student syndrome atau syndrome mahasiswa kedokteran ini adalah salah satu tipe hipokondria pribadi (wikipedia), maksudnya syndrome ini biasanya keluar karena adanya dorongan yang muncul dari dalam diri si individu ini. Syndrome ini muncul dikarenakan ketika seseorang membaca atau mempelajari mengenai satu penyakit atau kelainan dan tiba-tiba ia merasa percaya bahwa tubuhnya juga mempunyai kelainan atau penyakit yang sama.
Baars (2001) menulis : Mahasiswa kedokteran yang mempelajari penyakit menakutkan untuk pertama kalinya secara rutin mengembangkan delusi jelas memiliki apa pun yang mereka sedang belajar. Sementara ini jenis penyakit bersedih hati begitu umum yang telah memperoleh nama, "sindrom mahasiswa kedokteran."
Syndrome ini memang bisa menyerang siapa saja, tetapi banyak peneliti yang meyakini kebanyakan yang terkena “penyakit” syndrome ini yaitu para mahasiswa atau mahasiswi kedokteran.
Hodges (2004), tinjauan pustaka, mengatakan bahwa "deskripsi pertama mahasiswa kedokteran 'penyakit muncul di tahun 1960-an Dia mungkin telah merujuk pada frase, karena fenomena itu sendiri dicatat lebih awal. Lincoln Walton (1908) melaporkan bahwa
Instruktur medis secara terus-menerus berkonsultasi dengan para siswa yang ketakutan bahwa mereka memiliki penyakit yang mereka pelajari. Pengetahuan bahwa radang paru-paru menghasilkan rasa sakit di tempat tertentu mengarah pada konsentrasi perhatian atas wilayah itu yang menyebabkan setiap sensasi di sana untuk memberikan alarm. Sekedar pengetahuan tentang lokasi apendiks mengubah sensasi yang paling berbahaya di daerah itu menjadi ancaman serius gejala. (dikutip dari wikipedia)
Ketika seseorang mempelajari atau membaca sesuatu tentang gejala2 penyakit, mereka merasa pernah mengalami gejala-gejala yang dibacanya tersebut. Misalnya, gejala2 penyakit flu babi yaitu demam tinggi disertai batuk-batuk dan sakit tenggorokkan, seorang yang membaca satu gejala flu babi dan terkena medical student syndrome ini merasa dirinya tertular penyakit flu babi ketika suatu ketika ia merasakan badannya panas disertai tenggorokkan yang sakit. Atau untuk yang jangka panjang seperti contohnya, gejala-gejala penyakit tumor otak yaitu kepala pusing yang berlebihan, ketika seseorang itu mengingat pernah mengalami hal yang sama, maka ia merasa dirinya juga mempunyai penyakit tumor otak tersebut.
Mungkin para individu yang mengalami ini, kemungkinan belum banyak ilmunya, alias kurang mengetahui informasi yang diterimanya. Karena syndrome ini biasanya ditemukan pada masyarakat awam yang keranjingan internet. Mereka membaca beberapa artikel dari internet yang berhubungan dengan suatu gejala atau penyakit tertentu sebelum mereka memutuskan untuk pergi ke dokter. Tidak jarang akhirnya orang-orang tersebut menyangka bahwa dirinya menemukan gejala – gejala penyakit yang dibacanya di dalam diri mereka, padahal kenyataannya penyakit yang diderita mereka tidaklah separah yang mereka bayangkan.
Ya percaya atau tidak percaya, tetapi inilah yang banyak dialami orang-orang zaman sekarang.
Langganan:
Postingan (Atom)